Twitter
RSS

Ayo Dukung Film Animasi Indonesia Lebarkan Sayapnya !








                Potensi Indonesia akan animasi sebenarnya terbilang bagus. Namun dari tahun ke tahun para punggawa animator bangsa ini lebih memilih terbang ke negeri orang untuk melayangkan hasil karyanya. Mengapa bisa demikian?. Ya, jawabannya adalah tidak lain karena hasil-hasil karya itu kurang dihargai oleh bangsa sendiri.


                Awal mula film animasi Indonesia Dimulai dengan Si HUMA produksi PPFN yang disiarkan oleh TVRI, dilanjutkan Si Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi) dalam salah satu episode berupa animasi gabungan stop motion, paper cut & 2D bercerita tentang TIMUN MAS. Beberapa tokoh animator di Indonesia seperti Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gotot Prakosa yang senimator (seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak Raden & Pak Denny Djunaid di era munculnya TV swata pertama (sejaman dengan munculnya RCTI) untuk iklan chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa nama yang membuat 3D animasi seperti Mas Chandra, untuk JANUS; film layar lebar gabungan life & 3D, Deddy Samsudin untuk berbagai animasi iklan teve, hingga yang terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam. Dan sekarang sudah tayang di Indonesia yang sebelumnya ditayangkan di Singapura. Belum tahu pasti mengapa hal itu terjadi, yang pasti dugaan kuat masih berkelut di sekitar dukungan moril dan materiil dari semua pihak yang diharapkan para animator Indonesia.





                Sebenarnya banyak para animator Indonesia amat sangat berbakat, hanya saja belum didukung oleh manajement yang bagus, namanya juga seniman harus didukung banyak orang sekaligus industri yang berhubungan langsung dengan pemerintah dan tenaga kerja supaya karya-karya tersebut bisa bergaung di dalam dan sekaligus di luar negeri. Animator Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit maupun wayang golek, leluhur kita piawai dalam membuat candi & pura, sehingga gambar detail dan indah bukan masalah bagi masyarakat Indonesia.

                Melirik negara tetangga Malaysia, kita akui perindustrian animasi mereka memang lebih maju dari kita. Salah satu animasi andalah mereka Upin dan Ipin bahkan diklaim akan menyaingi film animasi barat nantinya. Bahkan ffilm tersebut telah berani di tayangkan di televisi swasta tanah air. Selain itu, film animasi mereka juga sudah memasuki layar lebar di Indonesia. Itu artinya pemerintah dan pihak yang terlibat sudah mendukung penuh industri jasa ini. 


                
      
                   Sukses Malaysia itu tidak terlepas dari pendidikan komputer grafis negara mereka. Dari sejak dini, mereka sudah menyiapkan para mahasiswa yang mengambil jurusan komputer grafis bidang animasi ini untuk memberikan kontribusi hasil karya mereka kelak. Dan hasilnya, sebuah film animasi 3D telah mereka dengungkan ke seluruh dunia. Kita hanya bisa berharap, trik itu juga kan di contoh juga oleh orang indonesia teruatama para perusahaan kelas kakap untuk mendukung industri animasi di negeri ini. Amin.

Comments (0)

Posting Komentar