Berapa Banyak Perusahaan di Indonesia yang di pegang oleh pihak asing. Mulai dari perusahaan makanan dan minuman, sampai perusahaan minyak.
Sedih bercampur gembira terkadang menyayat lapisan hati terdalam. Keringat bangsa dijadikan mesin pencetak dollar bagi penguasa asing tertinggi di tiap badan perusahaan.
Coba Lihat ke belakang, disaat hutang belum menyentuh tangan indonesia. Ada negara yang berani mengakui atau memandang sebelah mata indonesia?. Mungkin itulah saat terakhir indonesia menjadi macan asia yang di segani layaknya korea utara sekarang.
Pernah berpikir , barang yang kita gunakan bahkan semuanya dari luar negeri?, atau bahkan produk tangan bangsa sendiri namun di jual dengan merk luar negeri dengan segelantungan dollar?....
Perusahaan GAP, Nike, Adidas, IKEA dan lain-lain ternyata salah satu produknya terlahir dari tangan bangsa Indonesia. Dengan Harga jual yang menjulang tinggi,namun tak sebanding dengan gaji para karyawan yang rata-rata adalah bangsa Indonesia yang di kenal dengan buruh Indonesia.
Kenyataan pahit yang masih berkecamuk, melayangkan 200 juta lebih harapan bangsa ini dengan segudang tanya kapan dan bagaimana akan terwujud harapan itu. Harapan yang mungkin bagi kelas elit hanya mengedipkan mata lalu terwujud, namun bagi mayoritas penduduk kurang mampu masih jauh dari sekedar angan-angan.
Indonesia memang bangkit dari segi Ekonomi, namun kebangkitan itu hanya dirasakan oleh sekelompok elit saja. Selagi petinggi negara keliling dunia menyerukan kerjasama dan investasi asing begitu penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, mungkin dan hanya mungkin bangsa ini masih menjadi remoranya hiu sang investor.
Ironis, tapi inilah yang terjadi. Kita memang masih jauh untuk berbuat lebih untuk bangsa ini, namun mulailah dari hal kecil, tanamkan dalam diri untuk selalu menjunjung tinggi apapun yang berbau Indonesia.
PAKAI PRODUK DALAM NEGERI, CIPTAAN TANGAN BANGSA SENDIRI, TANPA CAMPUR TANGAN PIHAK ASING.
Sedih bercampur gembira terkadang menyayat lapisan hati terdalam. Keringat bangsa dijadikan mesin pencetak dollar bagi penguasa asing tertinggi di tiap badan perusahaan.
Coba Lihat ke belakang, disaat hutang belum menyentuh tangan indonesia. Ada negara yang berani mengakui atau memandang sebelah mata indonesia?. Mungkin itulah saat terakhir indonesia menjadi macan asia yang di segani layaknya korea utara sekarang.
Pernah berpikir , barang yang kita gunakan bahkan semuanya dari luar negeri?, atau bahkan produk tangan bangsa sendiri namun di jual dengan merk luar negeri dengan segelantungan dollar?....
Ya, itulah yang terjadi sekarang.
Kenyataan pahit yang masih berkecamuk, melayangkan 200 juta lebih harapan bangsa ini dengan segudang tanya kapan dan bagaimana akan terwujud harapan itu. Harapan yang mungkin bagi kelas elit hanya mengedipkan mata lalu terwujud, namun bagi mayoritas penduduk kurang mampu masih jauh dari sekedar angan-angan.
Indonesia memang bangkit dari segi Ekonomi, namun kebangkitan itu hanya dirasakan oleh sekelompok elit saja. Selagi petinggi negara keliling dunia menyerukan kerjasama dan investasi asing begitu penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, mungkin dan hanya mungkin bangsa ini masih menjadi remoranya hiu sang investor.
Ironis, tapi inilah yang terjadi. Kita memang masih jauh untuk berbuat lebih untuk bangsa ini, namun mulailah dari hal kecil, tanamkan dalam diri untuk selalu menjunjung tinggi apapun yang berbau Indonesia.
PAKAI PRODUK DALAM NEGERI, CIPTAAN TANGAN BANGSA SENDIRI, TANPA CAMPUR TANGAN PIHAK ASING.
Siap pakai produk dalam negeri boss..................