Twitter
RSS

PROPOSISI

ASPEK PROPOSISI





Proposisi merupakan bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian yang biasanya berupa rangkaian konsep atau penertian. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Proposisi mempunyai tiga bagian, yakni subjek, predikat dan kopula yaitu tanda yang menyatakan hubungan antara subjek dan objek. Jenis proposisi berdasarkan bentuknya terdiri dari tiga macam :
1. Proposisi Kategorik
yaitu proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Dalam proposisi ini minimal terdiri dari 1 subjek, 1 predikat, 1 kopula dan satu quantifier. Dimana quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subjek.
Contoh sederhana : Semua manusia adalah ciptaan Allah
Semua= quantifier
Manusia = term subjek
Adalah = kopula
Ciptaan Allah = term predikat
Quantifier dapat menunjukkan jenis Proposisi.
• Proposisi Universal, quantifiernya menunjukkan permasalahan yang universal. Contoh : semua tanaman membutuhkan air.
• Proposisi Partikular, quantifiernya menunjukkan permasalahan yang particular. Contoh : sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi•
• Proposisi Singular, quantifiernya menunjukkan permasalahan yang singular. Contoh : seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru.
Sedangkan kopula dapat menunjukkan kualitas proposisi.
• Proposisi Universal positif, misalnya : semua benda hidup pasti akan mati. Kopulanya mengakui hubungan subjek dan predikatnya secara keseluruhan (dilambangkan dengan huruf A).
• Proposisi Universal negatif, misalnya : semua petanii bukan orang rajin. Kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikatnya secara keseluruhan(dilambangkan dengan huruf E ).
• Proposisi Partikukar positif, misalnya : sebagian sarjana adalah orang pandai. Kopulanya mengakui hubungan subjek dan predikatnya secara sebagian(dilambangkan dengan huruf I).
• Proposisi Partikukar negatif, misalnya : beberapa pelajar tidak masuk sekolah. Kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikatnya secara keseluruhan (dilambangkan huruf O).
• Proposisi Singular positif, misalnya : Dado seorang mahasiswa
Kopulanya mengakui hubungan sebjek dan predikatnya secara keseluruhan (dilambangkan dengan huruf A).
• Proposisi Singular negatif, misalnya : Iwan dan Adhi tidak pernah belajar mengaji.
Kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikatnya secara keseluruhan(dilambangkan dengan huruf E)Selain itu juga dikenal istilah subjek atau objek tersebar (distributed) dimana ia melingkupi seluruh denotasinya dan tak tersebar (undistributed) bila hanya menyebut sebagian denotasinya. Sebagai contoh misalnya proposisi universal positif; “semua kera adalah mamalia”. Subjek kalimat ini menunjukkan keseluruhan denotasinya, yaitu untuk semua jenis kera. Maka subjek termasuk tertebar. Sedangkan predikatnya tak tertebar karena predikat hanya menerangkan kera saja. Padahal banyak contoh hewan yang digolongkan kedalam mamalia. Setelah kita menganalisa dan mencoba hal yang sama pada masing-masing jenis proposisi didapat hasil
Proposisi Subjek Predikat
A Tertebar Tak Tertebar
I Tak Tertebar Tak Tertebar
E Tertebar Tertebar
O Tak Tertebar Tertebar

2. Proposisi Hipotetik
Perbedaan sangat jelas antara proposisi kategorik dengan hipotetik. Pada hipotetik dipengaruhi oleh syarat dan kopulanya sekarang menghubungkan antara dua buah pernyataan. Bentuk Proposisi hipotetik:
• Bila P adalah Q maka P adalah R
Contoh : Bila Dudut rajin bekerja ia akan berpenghasilan tinggi.
• Bila P adalah Q maka R adalah S
Contoh : Bila hari hujan maka kebun akan basah
Hubungan sebab akibat dalam proposisi hipotetik biisa berupa hubungan kebiasaan, misalnya “Apabila Aku lulus, maka ayah akan memberiku hadiah”. Atau bisa juga berupa hubungan keharusan, misalnya “Apabila matahari msudah terbenam, maka waktu sholat maghrib pun tiba.”
3. Proposisi Disjungtif
Hampir mirip dengan proposisi hipotetik, perbedaannya adalah bahwa proposisi disjujngtif lebih dititikberatkan pada penghubungan antara dua buah alternatif. Bentuk proposisi disjungtif ada dua macam:
• Proposisi Disjungtif Sempurna (P mungkin Q mungkin (non Q))
Contoh : Dhana bercelana hitam atau.
• Proposisi Disjungtif Tak Sempurna (P mungkin Q mungkin R)
Contoh : kita pergi berbelanja atau menonton film
Terdapat dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi, analogi dan hubungan sebab akibat adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran juga merupakan aktivitas berpikir yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran adalah berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Jadi, antara proposisi dan penalaran memiliki hubungan yang sangat erat. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.si.its.ac.id/index.html

Comments (0)

Posting Komentar